Akhir-akhir ini hubungan Indonesia Malaysia kembali diuji dengan terjadinya insiden di seputar perairan Pulau Bintan tanggal 13 Agustus 2010 yang lalu. Demikian dikatakan SBY dalam pidato di Cilangkap yang baru selesai beberapa lalu . “Berhubung insiden ini menjadikan perhatian yang luas dari kalangan masyarakat Indonesia, pada kesempatan ini, saya ingin memberikan penjelasan tentang duduk persoalan yang sesungguhnya, dan langkah-langkah tindakan yang diambil oleh pemerintah kita,” ujar SBY yang mengenakan kopiah hitam dan baju merah.
pidato SBY, sejak menerima laporan mengenai insiden ini tanggal 14 Agustus 2010 pagi, dirinya langsung memberikan berbagai instruksi. “Pertama, SBY minta agar ketiga petugas KKP segera dikembalikan dalam keadaan selamat.
Kedua, saya juga memerintahkan untuk mengusut tuntas apa yang sebenarnya terjadi dalam insiden tersebut. Segera setelah itu, Menko Polhukam dan Menteri Luar Negeri melakukan tindakan-tindakan cepat, untuk mengelola penanganan insiden tersebut dengan mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
“Terhadap insiden ini, kita semua sangat prihatin, dan saya ingin agar masalah ini segera di selesaikan secara tuntas, dengan mengutamakan langkah-langkah diplomasi. Saya ingin mengatakan bahwa sejak terjadinya kasus ini pemerintah telah bertindak. Sistempun telah bekerja,” ujarnya lagi.
SBY juga menekankan bahwa masalah seperti ini harus diselesaikan secara cepat, tegas dan tepat, karena berkaitan dengan kepentingan nasional kita.
“Memelihara hubungan baik dengan Negara sahabat, apalagi dengan Malaysia, sangat penting. Tetapi, tentu kita tidak bisa mengkompromikan kepentingan nasional, apalagi jika menyangkut kedaulatan dan keutuhan NKRI. Dalam kaitan ini, saya telah mengirim surat kepada Perdana Menteri Malaysia, yang intinya menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas terjadinya insiden tersebut. Saya juga mendorong agar proses perundingan batas maritim dapat dipercepat dan dituntaskan,” masih kata SBY.
Sementara itu, kata SBY lagi, Kementerian Luar Negeri telah memanggil Duta Besar Malaysia di Jakarta untuk menyampaikan nota protes. Menteri Luar Negeri juga telah melakukan komunikasi intensif dengan Menteri Luar Negeri Malaysia. Dalam perkembangannya, alhamdulillah, ke-3 petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan itu kini telah kembali ke tanah air.
“Berkaitan dengan ketiga petugas KKP tersebut, Pemerintah Indonesia menerima informasi tentang perlakuan yang tidak patut yang dialami oleh mereka. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia meminta penjelasan atas kebenaran informasi itu. Melalui jalur diplomasi, diperoleh informasi bahwa Pemerintah Malaysia saat ini sedang melakukan investigasi atas masalah perlakukan terhadap tiga petugas KKP tersebut,” demikian SBY
Sebelumnya Ada nuansa genting di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI, Cilangkap. Di situ Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menyampaikan pidato tentang sikapnya terhadap memanasnya hubungan RI-Malaysia. Sebelum wartawan memasuki ruangan, terlebih dahulu Presiden SBY memasuki aula untuk melihat kesiapan aula tempatnya berpidato.
Presiden SBY didampingi beberapa menterinya antara lain Menkopolhukam Djoko Sujanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menkokesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menlu Marty Natalegawa, Menag Surya Darma Ali, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menpora Andi Malarangeng, Panglima TNI Djoko Santoso, dan Kapolri Bambang Hendarso Danuri. Para pejabat penting itu duduk di sebelah kanan podium tempat Presiden menyampaikan pidatonya. Mereka duduk sambil berbincang, namun masih ketegangan di raut wajah mereka.
"Handphone harap disilent, ketika presiden berpidato harap jangan memotret menggunakan slide," itu adalah salah satu peringatan dari panitia.
Ruangan Aula Gatot Subroto seluas 50x50 meter memang tidak terlalu besar untuk pidato Presiden yang akan sangat menentukan hubungan diplomasi RI-Malaysia itu.
sumber : http://topnews89.blogspot.com
pidato SBY, sejak menerima laporan mengenai insiden ini tanggal 14 Agustus 2010 pagi, dirinya langsung memberikan berbagai instruksi. “Pertama, SBY minta agar ketiga petugas KKP segera dikembalikan dalam keadaan selamat.
Kedua, saya juga memerintahkan untuk mengusut tuntas apa yang sebenarnya terjadi dalam insiden tersebut. Segera setelah itu, Menko Polhukam dan Menteri Luar Negeri melakukan tindakan-tindakan cepat, untuk mengelola penanganan insiden tersebut dengan mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
“Terhadap insiden ini, kita semua sangat prihatin, dan saya ingin agar masalah ini segera di selesaikan secara tuntas, dengan mengutamakan langkah-langkah diplomasi. Saya ingin mengatakan bahwa sejak terjadinya kasus ini pemerintah telah bertindak. Sistempun telah bekerja,” ujarnya lagi.
SBY juga menekankan bahwa masalah seperti ini harus diselesaikan secara cepat, tegas dan tepat, karena berkaitan dengan kepentingan nasional kita.
“Memelihara hubungan baik dengan Negara sahabat, apalagi dengan Malaysia, sangat penting. Tetapi, tentu kita tidak bisa mengkompromikan kepentingan nasional, apalagi jika menyangkut kedaulatan dan keutuhan NKRI. Dalam kaitan ini, saya telah mengirim surat kepada Perdana Menteri Malaysia, yang intinya menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas terjadinya insiden tersebut. Saya juga mendorong agar proses perundingan batas maritim dapat dipercepat dan dituntaskan,” masih kata SBY.
Sementara itu, kata SBY lagi, Kementerian Luar Negeri telah memanggil Duta Besar Malaysia di Jakarta untuk menyampaikan nota protes. Menteri Luar Negeri juga telah melakukan komunikasi intensif dengan Menteri Luar Negeri Malaysia. Dalam perkembangannya, alhamdulillah, ke-3 petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan itu kini telah kembali ke tanah air.
“Berkaitan dengan ketiga petugas KKP tersebut, Pemerintah Indonesia menerima informasi tentang perlakuan yang tidak patut yang dialami oleh mereka. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia meminta penjelasan atas kebenaran informasi itu. Melalui jalur diplomasi, diperoleh informasi bahwa Pemerintah Malaysia saat ini sedang melakukan investigasi atas masalah perlakukan terhadap tiga petugas KKP tersebut,” demikian SBY
Sebelumnya Ada nuansa genting di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI, Cilangkap. Di situ Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menyampaikan pidato tentang sikapnya terhadap memanasnya hubungan RI-Malaysia. Sebelum wartawan memasuki ruangan, terlebih dahulu Presiden SBY memasuki aula untuk melihat kesiapan aula tempatnya berpidato.
Presiden SBY didampingi beberapa menterinya antara lain Menkopolhukam Djoko Sujanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menkokesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menlu Marty Natalegawa, Menag Surya Darma Ali, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menpora Andi Malarangeng, Panglima TNI Djoko Santoso, dan Kapolri Bambang Hendarso Danuri. Para pejabat penting itu duduk di sebelah kanan podium tempat Presiden menyampaikan pidatonya. Mereka duduk sambil berbincang, namun masih ketegangan di raut wajah mereka.
"Handphone harap disilent, ketika presiden berpidato harap jangan memotret menggunakan slide," itu adalah salah satu peringatan dari panitia.
Ruangan Aula Gatot Subroto seluas 50x50 meter memang tidak terlalu besar untuk pidato Presiden yang akan sangat menentukan hubungan diplomasi RI-Malaysia itu.
sumber : http://topnews89.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar